Sabtu, 20 Agustus 2011

Mengikut Tuhan Sampai Garis Akhir

Wahyu 7:4-8, "Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan,dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu,dari suku Manasye dua belas ribu,dari suku Simeon dua belas ribu,dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu."

Dalam ayat tersebut ada seratus empat puluh empat ribu jumlah hamba-hamba Allah yang dimeteraikan. Seluruhnya merupakan suku keturunan Israel, tidak satupun yang bukan orang Israel. Namun.Aelanjutnya dalam Wahyu 14 disebutkan pula ada seratus empat puluh empat ribu teruna yang lain,mereka ini tidak datang dari bangasa Israel,melainkan dari bangsa-bangsa.

Wahyu 14:1-5
, "Dan aku melihat:sesungguhnya,Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka manyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan taktha dan sidepan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapai dusta;mereka tidak bercela."

Orang-orang yang menerima tanda di dahi mereka ini dikatakan sama seperti perawan, yang arti rohaninya adalah kemurnian.Mereka adalah orang-orang yang dimurnikan dan hidup berjaga-jaga di dalam kemurnian. Kemana saja Anak Domba(Yesus) itu pergi, mereka selalu megikuti, tidak pernah mereka pergi sendiri atau menyimpang.

Mereka itu adalah korban sulung,anak sulung,yang disulungkan oleh Tuhan. Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta. Jadi,marilah kita memeriksa diri kita,jikalau kita mau termasuk dari antara seratus empat puluh empat ribu teruna ini,mulut kita harus tidak ada dusta.Sebab itu dikatakan bahwa mereka tidak bercela.

Pada ayat 4b dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Jadi,tidak pernah mereka memisahkan diri dari Anak Domba. Ke tempat yang baik, yang senang, mereka ikut; ketempat yang kurang senang, kurang enak, mereka ikut; ke tempat dimana berkat-berkat di sediakan, mereka ikut dan ke tempat dimana salib harus mereka pikul, mereka juga ikut. Tidak ada satu hal yang bisa melepaskan mereka daripada Anak Domba Allah.

Biasanya kebanyakan orang hanya mau mengikut Tuhan ke tempat-tempat yang enak, sedangkan ke tempat atau kondisi yang tidak enak, mereka tidak mau. Kita perlu memperoleh kekuatan dari Allah untuk bisa pergi mengikuti Anak Domba itu meski ketempat yang kurang enak. Kekuatan itu telah Tuhan sediakan , yang namanya kasih karunia. Kalau kita bisa mengikuti Yesus sampai pikul salib,itu oleh sebab kasih karunia. Itu bukan karena kita yang bisa,bukan karena kita mampu,tetapi itu semua karena kemampuan daripada Tuhan yang ditaruhkan di dalam kita. Rasul Paulus sendiri telah mengalami hal seperti itu.

2 Korintus 12:9-10, "tetapi jawab Tuhan kepadaku:"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bergemah atas kelemahanku,supaya kuasa Kristusturun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganianyaan dan kesesakan oleh Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."

Perhatikan! "Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna," kata Tuhan kepada Rasul Paulus yang digoncangkan oleh setan. Paulus mengalami "duri dalam daging" dan dia meminta supaya dilepaskan oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak melepaskan. Ada yang menafsirkan bahwa duri adalah penyakit,masalah,kesukaran,dsb. Tetapi di sini tidak dikatakan apa sebenarnya duri itu, tetapi apapun itu,keberadaan "duri" membuat rasul Paulus menjadi lemah. Lemah disini bukan berarti lemah rohani, tetapi lemah secara fisik. Namun,ketika dia berada dalam kelemahan,kuasa Tuhan justru sempurna di dalam dia. Kuasa Tuhan tidak bekerja separuh-separuh tetapi di dalam ketidakberdayaan itu kuasa Tuhan menjadi sempurna dalam mengatasi kelemahan Paulus.

Rasul Paulus berkata bahwa ia senang dan rela meski di dalam kelemahan. Seringkali kita tidak rela di dalam kelemahan; kita menganggap duri itu menghalangi kita. Tetapi Pulus berkata ia rela di dalam kelemahan, siksaan,kesukaran,penganiayaan, dan kesesakan oleh karena Kristus. Mengapa? perhatikan ayat 10b:"Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." Daging kita lemah, tetapi roh kita kuat. Kalau daging kita yang kuat, nafsu kita yang kuat, maka roh kita akan kecil,lemah,dan tidak bisa mneguasai kedagingan kita. Sebab itu. Rasul Paulus berkata kepada jemaat Galatia bahwa roh itu berlawanan dengan daging.

Ternyata tidak semua orang mengikut Yesus sampai pada garis akhir.Ada sebagian yang mundur dari Tuhan. Tidak semua orang Kristen mengikuti Anak Domba sampai garis akhir.

Yohanes 6:66-68, " Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada dua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya:"Tuhan,kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal:"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar