Jumat, 17 Januari 2014

Yesus Singa dari Yehuda

Singa adalah gambaran daripada Kristus Yesus = SINGA YEHUDA
= Singa merupakan gambaran atas apa yang mau terjadi dalam hidup kita
= Singa menunjukkan karakter kerajaan (royal character), bila tidak punya karakter kerajaan akan mengacaukan banyak hal.
= Singa dengan keberadaannya saja (aumannya), semua binatang yang lain tahu kalau itu singa (sehingga singa tidak perlu kartu nama untuk published diri)
Bagaimana karakter seekor singa ?

1.     Ayub 4 : 11 ‘ Singa binasa karena kekurangan mangsa, dan anak-anak singa betina bercerai-berai ‘
Bila Kristus Yesus adalah singa Yehuda, maka orang yang lahir baru dan menjadi anak Allah adalah singa juga (merupakan bagian / keluarga dari singa Yehuda).

Nature-nya singa : singa binasa (Ibrani = sesat) karena kekurangan mangsa

Bila singa tidak sedang berburu = kehabisan mangsa, maka aka nada kesesatan / kebinasaan.
Singa akan saling membinasakan bila tidak ada buruan lagi.
Bila kita anak Tuhan hanya kumpul-kumpul dan tidak berburu, ini awal kesesatan, yang mengakibatkan kelumpuhan rohani, dan lunglai.

Kita harus berburu jiwa-jiwa sampai terjadi kegerakan
Bila dibiarkan, maka sifat nature singa akan hilang, menjadi lumpuh dan lunglai
Kita dilahirkan oleh penebusan singa Yehuda (Yesus).

2.     Bilangan 23 : 24 ‘ Lihat, suatu bangsa, yang bangkit seperti singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak membaringkan dirinya, sebelum ia memakan mangsanya dan meminum darah dari yang mati dibunuhnya. ‘

Nature-nya singa : tidak bisa berbalik bila belum menghabisi mangsa

Bila singa sudah puas sebelum menangkap mangsa / habis passion untuk jiwa-jiwa / berhenti berburu, berarti singa tersebut sudah mau mati (lonceng kematian berbunyi).
Selama kita (singa) masih hidup, sudah nature-nya untuk memenangkan jiwa-jiwa.

3.     Amsal 30 : 30 ‘Singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun. ‘

Nature-nya singa : terkuat, kuncinya : focus

Singa di sirkus bisa ditundukkan bukan karena cemeti dari pawang singa, tetapi karena kursi berkaki empat yang dipegang oleh pawang singa. Saat singa dilatih, kaki kursi itu dihadapkan ke singa, yang mengakibatkan singa yang melihat ke-empat kaki kursi itu menjadi bingung karena dikiranya ada empat obyek di sana, ia kehilangan fokus, sehingga kebingungan dan menjadi lemas.

Sebagai anak Allah (singa), jangan biarkan kita kehilangan fokus kita, jangan biarkan fokus kita dalam mencari jiwa dipecah oleh iblis. Bila fokus kita pecah akan mengakibatkan kekacauan dalam hidup kita.
Tetap fokus kita ke Tuhan !

4.     Nahum 2 : 11-12 ‘ Di mana gerangan persembunyian singa dan gua singa-singa muda, tempat singa pulang pergi, tempat anak singa, di mana tidak ada yang mengganggunya ? Biasanya singa itu menerkam supaya cukup makan anak-anaknya, mencekik mangsa bagi betina-betinanya, dan memenuhi liangnya dengan terkaman. ‘

Nature-nya singa : bergerak dalam suatu komunitas

Singa itu binatang yang bersifat family.
Bila berburu mangsa, yang lari terlebih dahulu adalah singa-singa betina, lalu yang meng-eksekusi mangsa adalah singa jantan, lalu buruan dibawa ke anak-anaknya, dan singa jantan tersebut membagi-bagi buruan untuk makanan keluarganya.
Singa bergerak dalam suatu komunitas, tahu me-manage sesuai bagiannya masing-masing dalam kelompok (komunitas) tersebut. Setiap kelompok punya bagian-bagian yang luar biasa.

Bila ada singa yang terlepas / keluar dari kelompoknya, itu adalah singa-singa yang kalah (loser).
Anak singa juga diajari cara berburu.
Singa bila berburu akan berkelompok, lalu buruan disantap bersama-sama.

Hal ini sama halnya dengan pasangan kerub-kerub yang disediakan Tuhan buat kita, untuk kita bergerak dalam kelompok-kelompok bersama-sama untuk Tuhan.

Jumat, 10 Januari 2014

Apakah serafim itu? Apakah seraf itu malaikat?

Apakah serafim itu? Apakah seraf itu malaikat?

Jawaban:
Serafim, “yang bernyala-nyala” adalah makhluk seperti malaikat yang diasosiasikan dengan penglihatan nabi Yesaya akan Allah di Bait SuciNya ketika dia dipanggil untuk pelayanan kenabiannya (Yesaya 6:1-7). Yesaya 6:2-4 mencatat, “Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.” Seraf adalah para malaikat yang menyembah Allah secara terus menerus.

Yesaya pasal 6 adalah satu-satunya tempat dalam Alkitab yang secara khusus mencantumkan serafim. Setiap seraf memiliki enam sayap. Mereka menggunakan dua untuk terbang, dua untuk menutupi kaki mereka dan dua untuk menutup wajah mereka (Yesaya 6:2). Serafim terbang di sekitar tahta Allah, menyanyikan pujian sambil memusatkan perhatian pada kemuliaan dan keagungan Allah. Makhluk-makhluk ini kelihatannya juga bertindak sebagai alat penyucian bagi Yesaya saat dia memulai pelayanan kenabiannya. Salah satunya menyentuhkan bara pada bibir Yesaya dan mengatakan, “Kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni" (Yesaya 6:7). Sama seperti malaikat-malaikat kudus lainnya, serafim taat kepada Allah secara mutlak. Sama seperti kerubim, serafim secara khusus memusatkan diri untuk menyembah Allah.

Kamis, 09 Januari 2014

Sekali selamat tetap selamat?

Sekali selamat tetap selamat?

Jawaban:
Begitu seseorang diselamatkan, apakah keselamatannya tetap? Ketika orang datang kepada Kristus sebagai Juruselamatnya, mereka masuk ke dalam hubungan dengan Allah dan ini merupakan jaminan bahwa keselamatan mereka terjamin untuk selamanya. Berbagai ayat Alkitab mengungkapkan hal ini.

(a) Roma 8:30 mengatakan, “Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya” (Roma 8:30). Ayat ini memberitahukan kita bahwa dari sejak saat Allah memilih kita, kita seperti dipermuliakan di hadapanNya di surga. Tidak ada yang dapat mencegah orang percaya dipermuliakan karena Tuhan sudah terlebih dahulu merencanakannya. Sekali seseorang dibenarkan, keselamatannya terjamin, sama terjaminnya seperti dia sudah dipermuliakan di surga.

(b) Dalam Roma 8:33-34 Paulus menanyakan dua pertanyaan penting, “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?” (Roma 8:33-34). Siapa yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Tidak ada seorangpun, karena Kristus adalah Pembela kita. Siapa yang akan menghukum? Tidak ada seorangpun, karena Kristus, Dia yang telah mati bagi kita, Dialah yang akan menghukum. Kita mempunyai Pembela dan Sang Hakim sebagai Juruselamat kita.

(c) Orang-orang percaya dilahirkan kembali ketika mereka percaya (Yohanes 3:3; Titus 3:5). Kalau orang Kristen kehilangan keselamatannya, itu sama seperti lahir kembalinya dibatalkan. Tidak ada bukti dalam Alkitab bahwa lahir baru dapat diambil kembali.

(d) Roh Kudus mendiami semua orang percaya (Yohanes 14:17; Roma 8:9) dan membaptiskan orang percaya ke dalam Tubuh Kristus (1 Korintus 12:13). Untuk seorang percaya kehilangan keselamatannya, itu berarti Roh Kudus harus dikeluarkan dan orang itu diputuskan dari Tubuh Kristus.

(e) Yohanes 3:15 menjelaskan bahwa barang siapa percaya dalam Kristus Yesus akan “memperoleh hidup kekal.” Jika Anda pecaya kepada Yesus hari ini dan mendapatkan hidup kekal, dan kemudian hilang di hari berikutnya, itu bukanlah hidup “kekal.” Karena itu kalau ada orang kehilangan keselamatannya, janji hidup kekal dalam Alkitab adalah suatu kesalahan.

(f) Argumen yang paling menentukan dikatakan oleh Alkitab sendiri, “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:38-39). Ingat bahwa Allah yang menyelamatkan engkau juga adalah Allah yang akan memelihara engkau. Sekali selamat tetap selamat. Keselamatan kita terjamin dalam kekekalan.

Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Keselamatan

  1. Apa itu rencana keselamatan?

Mengapa kebangkitan Kristus penting?

Mengapa kebangkitan Kristus penting?

Jawaban:
Kebangkitan Kristus penting adanya karena beberapa penyebab. Pertama, kebangkitan menyaksikan kuasa Allah yang luar biasa dahsyatnya. Mempercayai kebangkitan adalah mempercayai Allah. Kalau Allah itu ada, dan Dia menciptakan alam semesta dan berkuasa atasnya, Dia memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati. Jikalau Dia tidak memiliki kuasa seperti itu, Dia bukanlah Allah yang layak untuk diimani dan disembah. Hanya Dia sang Pencipta hidup yang dapat membangkitkan kembali dari kematian, hanya Dia yang dapat memulihkan dari kengerian kematian, dan hanya Dia yang dapat menyingkirkan sengat yang adalah kematian itu, dan kemenangan dari kubur. Dengan membangkitkan Yesus dari antara kubur, Allah mengingatkan kita kedaulatanNya yang mutlak atas dosa dan kematian.

Kedua, kebangkitan Yesus adalah kesaksian akan kebangkitan umat manusia, yang adalah merupakan ciri dasar dari iman Kristen. Berbeda dengan agama-agama lainnya, keKristenan belaka yang memiliki pendiri yang melampaui kematian dan yang menjanjikan bahwa para pengikutNya juga akan demikian. Semua agama (palsu) lainnya didirikan oleh manusia dan nabi yang semuanya berakhir di dalam kuburan. Sebagai orang-orang Kristen kita mendapat penghiburan dalam fakta bahwa Allah kita menjadi manusia, mati bagi dosa-dosa kita, dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Kubur tidak dapat menahanNya. Dia hidup dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di surga. Gereja yang hidup memiliki Kepala yang hidup.

Dalam 1 Korintus 15 Paulus menjelaskan secara detil pentingnya kebangkitan Kristus. Beberapa orang di Korintus tidak percaya pada kebangkitan orang mati, dan dalam pasal ini Paulis memberikan enam konsekwensi yang parah kalau tidak ada kebangkitan: 1) pemberitaan akan Kristus tidak ada artinya (ayat 14); 2) iman dalam Kristus tidak ada gunanya (ayat 14); 3) semua saksi dan pemberita kebangkitan adalah pendusta (ayat 15); 4) tidak ada yang akan ditebus dari dosa (ayat 17); 5) orang-orang percaya pada zaman dulu semua binasa (ayat 18); dan 6) orang-orang Kristen adalah orang yang paling dikasihani di seluruh dunia (ayat 19). Namun Kristus yang sudah bangkit dari antara orang mati dan “telah menjadi buah sulung dari semua yang tertidur” (ayat 20), menjadi jaminan bahwa kita juga akan mengikuti Dia dalam kebangkitan.

Firman Allah yang diinspirasikan menjamin kebangkitan orang-orang percaya pada kedatangan Yesus Kristus untuk TubuhNya (Gereja) pada saat pengangkatan orang percaya. Pengharapan dan jaminan semacam ini diungkapkan dalam nyanyian agung mengenai kemenangan yang ditulis oleh Paulus dalam 1 Korintus 15:155, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"” Bagaimanakah ayat-ayat penutup ini berhubungan dengan pentingnya kebangkitan? Paulus menjawab, “… jerih payahmu tidaklah sia-sia” (ayat 58). Dia mengingatkan kita bahwa karena kita tahu kita akan dibangkitkan kepada kehidupan yang baru maka kita mampu menanggung penganiayaan dan bahaya demi untuk Kristus (ayat 29-31) sebagaimana yang dialami oleh Kristus, dan juga oleh ribuan martir sepanjang sejarah yang dengan senang hati memberikan hidup dalam dunia ini untuk hidup kekal melalui kebangkitan.

Kebangkitan adalah kemenangan agung dan mulia bagi setiap orang percaya dalam Yesus Kristus yang mati, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci. Dan Dia datang kembali! Orang-orang yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan, dan mereka yang masih tinggal dan hidup pada saat kedatanganNya akan diubah dan menerima tubuh baru yang dimuliakan (1 Tesalonika 4:13-18). Mengapa kebangkitan Yesus Kristus penting? Kebangkitan Yesus mendemonstrasikan bahwa Allah menerima pengorbanan Yesus bagi kita. Hal itu membuktikan bahwa Allah berkuasa untuk membangkitkan kita dari antara orang mati. Hal itu menjamin bahwa mereka yang percaya pada Kristus tidak akan tinggal mati, namun akan dibangkitkan kepada kehidupan kekal. Inilah pengharapan agung kita!

Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk keselamatan?

Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk keselamatan?

Jawaban:
Banyak orang memahami istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kisah 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Definisi pertobatan yang sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku.

Kalau demikian, apa hubungan antara pertobatan dan keselamatan? Kitab Kisah Rasul nampaknya secara khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam hubungannya dengan keselamatan (Kisah 2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20). Bertobat, dalam kaitannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus Kristus. Dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kisah 2) dia mengakhirinya dengan panggilan agar orang-orang bertobat (Kisah 2:38). Bertobat dari apa? Petrus memanggil orang-orang yang menolak Yesus Kristus (Kisah 2:36) untuk mengubah pikiran mereka mengenai Dia, untuk mengakui bahwa Dia sungguh-sungguh adalah “Tuhan dan Kristus” (Kisah 2:36). Petrus memanggil orang-orang untuk mengubah pikiran mereka dari menolak Kristus sebagai Mesias menjadi beriman kepadaNya sebagai Mesias dan Juruselamat.

Pertobatan dan iman dapat dipahami sebagai “dua sisi dari koin yang sama.” Tidaklah mungkin beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat tanpa terlebih dahulu mengubah pikiran Anda mengenai siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. Apakah ini adalah pertobatan dari penolakan secara sengaja, atau pertobatan dari ketidakacuhan atau ketidaktertarikan – itu adalah perubahan pikiran. Pertobatan Alkitabiah, dalam hubungannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dari menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus.

Adalah penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil karya kita demi untuk mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorangpun dapat bertobat dan datang kepada Allah kecuali kalau Allah menarik orang tsb. kepadaNya (Yohanes 6:44). Kisah 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang dimungkinkan semata-mata karena anugrahNya. Tidak ada seorangpun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugrahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman, adalah hasil dari Allah menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).

Sekalipun pertobatan bukanlah pekerjaan yang menghasilkan keselamatan, pertobatan yang menuntun pada keselamatan pasti menghasilkan suatu karya. Adalah tidak mungkin untuk benar-benar dan secara keseluruhan mengubah pikiran Anda tanpa hal itu menyebabkan perubahan dalam perilaku. Dalam Alkitab pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berseru agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:8). Seseorang yang benar-benar telah bertobat dari penolakan akan Kristus kepada iman akan Kristus akan nyata melalui hidup yang berubah (2 Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26). Pertobatan, didefinisikan secara tepat, adalah perlu untuk keselamatan. Pertobatan yang Alkitabiah adalah mengubah pikiran Anda mengenai Yesus Kristus dan berbalik kepada Allah dalam iman untuk keselamatan (Kisah 3:19). Berbalik dari dosa bukanlah definisi dari pertobatan, melainkan adalah salah satu hasil dari pertobatan yang sejati, yang berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus.

Apa artinya penebusan Kristen?

Apa artinya penebusan Kristen?

Jawaban:
Setiap orang membutuhkan penebusan. Kondisi alamiah kita diwarnai oleh kesalahan: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Penebusan Kristus telah membebaskan kita dari kesalahan: “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Roma 3:23, 24).

Manfaat penebusan meliputi hidup kekal (Wahyu 5:9-10), pengampunan dosa (Efesus 1:7), pembenaran (Roma 5:17), lepas dari kutukan Taurat (Galatia 3:13), diangkat menjadi anggota keluarga Allah (Galatia 4:5), bebas dari belenggu dosa (Titus 2:14; 1 Petrus 1:14-18), damai dengan Allah (Kolose 1:18-20), dan berdiamnya Roh Kudus di dalam diri kita (1 Korintus 6:19-20). Ditebus adalah diampuni, kudus, dibenarkan, diberkati, bebas, diangkat anak, dan didamaikan. Lihat pula Mazmur 130:7-8, Lukas 2:38; dan Kisah Rasul 20:28.

Kata tebus berarti “dibeli.” Istilah ini khususnya digunakan dalam hubungannya dengan membebaskan seorang budak. Penerapan istilah ini pada kematian Kristus di atas salib menggambarkan hal ini dengan amat jelas. Jikalau kita “ditebus” maka keadaan kita sebelumnya adalah dalam perbudakan. Allah telah membeli kebebasan kita, dan kita tidak lagi berada di bawah penawanan dosa atau hukum Perjanjian Lama. Penggunaan penebusan secara metaforis ini adalah pengajaran dari Galatia 3:13 dan 4:5.

Berhubungan dengan konsep Kristiani mengenai penebusan adalah istilah harga tebusan. Yesus membayar harga pembebasan kita dari dosa (Matius 20:28; 1 Timotius 2:6). KematianNya adalah untuk menggantikan hidup kita. Kenyataannya Kitab Suci amat jelas dalam hal bahwa penebusan hanya mungkin terjadi “melalui darahNya” (yaitu melalui kematianNya), Kolose 1:14.

Jalan-jalan di surga dipenuhi oleh orang-orang yang dulunya adalah tawanan, yang tanpa jasa mereka sendiri, mendapatkan pengampunan dan kebebasan. Para budak dosa sekarang adalah orang-orang suci. Tidak heran mereka menyanyikan nyanyian baru – nyanyian pujian kepada sang Penebus yang telah disembelih (Wahyu 5:9). Kita dulunya adalah hamba-hamba dosa, dihukum untuk terpisah selama-lamanya dari Allah. Yesus membayar harga untuk menebus kita, menghasilkan kebebasan kita dari perbudakan dosa, dan penyelamatan kita dari konsekwensi kekal dari dosa itu.