Hagai 1:1-4, "Pada tahun yang kedua zaman raja Darius,dalam bulan yang keenam,pada hari pertama pada bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata:Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!" Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:" Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?"
Judul perikop ini adalah "Ajakan untuk membangun kembali bait suci". Allah menyampaikan isi hatinya (yaitu untuk membangun kembali baitu suci)kepada bangsa Israel melalui nabi Hagai. Kala itu bangsa Israel baru saja pulang dari tempat pembuangan yaitu di Negara Persia(Iran). Keadaan mereka pasca pembuangan itu belum stabil sebab mereka pulang dengan tidak membawa apa-apa. Mereka miskin. Namun dalam keadaan seperti itu, Tuhan berkata bahwa mereka harus membangun bait suci itu. Lalu mereka -pun memberi tanggapan kepada Firman Tuhan itu berkata bahwa sekarang belum tiba waktunya untuk membangun bait suci,sebab kondisi kami belum mendukung,keadaan kami masih sulit. Andaikata nanti kami akan membangun kembali bait suci itu. Tetapi Firman Tuhan datang untuk kedua kalinya,kataNya:"Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik,sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?"
Menurut orang Israel bahwa situasi dan kondisi mereka belum memungkinkan untuk membangun kembali bait suci itu. Tetapi menurut Tuhan inilah saat yang tepat untuk membangun bait suci. Cara berpikir/prinsip orang Israel/manusia sangat bertentangan dengan cara berpikir/prinsip Allah.Orang Israel berkata: "Bagaimana kami bisa membangun Bait Suci itu bila ekonomi kami belum membaik; sebab itu berkatilah kami dahulu lau kami akan membangun bait suci itu". Tetapi Tuhan berkata lain;kataNya:"Tidak,tetapi bangun dulu bait suci itu baru Aku akan mencurahkan berkat-berkatKu ke atasmu".
Prinsip Allah dalam injil Lukas 6:38 juga dikatakan bahwa berilah maka kamu akan diberi. Jadi,jangan tunggu diberi dulu baru memberi, sebab itu bukanlah perinsip kerajaan Sorga tetapi itu adalah prinsip dunia.Di dalam Alkitab ada banyak contoh-contoh , janda-janda yang miskin tetapi mereka memberi,seperti janda Sarfat (1 Raja-raja 17) atau janda yang memberi 2 peser(Markus 12).Mereka tidak menuggu sampai mereka kaya baru mereka memberi tetapi dalam keadaannya itu, yaitu dalam keadaan yang miskin dan berkekurangan itu mereka tetap memberi dan setelah mereka memberi mereka kemudian dipelihara(diberi) oleh Tuhan secara cukup bahkan berkelipahan.
Cara berpikir manusia adalah kalau saya memberi maka milik saya akan makin berkurang. Ini adalah cara berpikir orang duniawi. Terkadang orang Kristen sudah lama menjadi Kristen tetapi cara berpikirnya masih duniawi. Tetapi cara berpikir Allah itu berbeda dengan cara berpikir manusia, yaitu: "berilah maka kepunyaanmu akan bertambah-tambah". Orang Yahudi hanya melihat dengan mata jasmani,mereka tidak bisa melihat dengan cara pandang Allah . Cara berpikir mereka itu keliru dan hanya akan mendatangkan kemelaratan; tetapi cara berpikir Allah itu mendatangkan berkat. Jangan sampai tanpa sadar kita itu melakukan hal yang salah dimata Tuhan.
Hagai 1:5-7, "Oleh sebab itu,beginilah firman TUHAN semesta alam: perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak,tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan,tetapi tidak sampai kenyang;kamu minum,tapi tidak sampai puas; kamu berpakaian,tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!Beginilah firman TUHAN semesta alam:Perhatikanlah keadaanmu!"
"Kamu menabur banyak tetapi hasilnya sedikit. Kamu juga makan tetapi tidak sampai kenyang, begitupun juga minum".Itulah keadaan orang Israel pada saat itu dan mata rohani mereka buta,mereka tidak sadar bagaimana keadaan mereka bahwa apa yang mereka alami itu adalah hasil dari ketidaktaatan mereka.
Dikatakan bahwa perharikanlang keadaanmu. Kita disuruh untuk memperhatikan keadaan kita itu bagaimana?Jangan kita memperhatikan keadaan orang lain sedangkan keadaan kita sendiri tidak kita periksa.Tuhan berkata,"perhatikanlah keadaanmu."Artinya supaya kita meminta mata rohani yang terbuka untuk melihat dan dapat membedakan antara"bagaimana kita bekerja dengan kekuatan sendiri"dengan"bagaimana jika kita bekerjasama dengan Tuhan."
Sampai dua kali dikatakan bahwa perhatikanlah keadaanmu(ayat 5 dan 7).Orang Israel saking susah dan melaratnya sampai mereka tidak bisa melihat keadaan mereka sendiri.Mereka berjalan hidup dengan seperti itu tetapi mata rohani mereka buta. Mereka tidak bisa melihat bahwa usaha mereka itu adalah usaha yang sia-sia. Untung sudah ada di depan mata,tiba-tiba orang lain yang ambil.Mereka bekerja keras tetapi hasilnya sedikit; lebih besar pengeluaran dari pada pemasukan. Hidup mereka susah itu bukan karena keadaan cuaca yang jelek,nasib mereka lagi yang tidak baik,dan sebagainya; tetapi mereka hidup di dalam kesusahan itu oleh sebab mereka tidak memperhatikan bait Allah yang ada di Yerusalem.
Ada suatu pelajaran yang bisa kita petik dari kasih ini, yaitu walaupun kita sudah bekerja keras tetapi kalau Tuhan tidak menyertai maka semuanya akan sia-sia.Walaupun kita sudah bekerja keras sedemikian rupa,tetapi kalau bukan Tuhan yang menyertai maka sia-sialah semuanya itu. Dapat upah, tetapi seperti dimasukkan ke dalam pundi-pundi yang berlobang, habis semuanya; entah habis karena berobat,kecurian atau lain-lain yang tidak jelas pengguanaanya.
Mazmur 127:1-2,"Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah,sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam,dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur."
Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah atau dengan kata lain jikalau bukan Tuhan yang menyertai,sia-sialah usaha orang itu.Walaupun kita mempunyai skill untuk pekerjaan itu tetapi kalau Tuhan tidak menyertai maka sia-sialah usaha itu. Mereka makan makanan yang diperoleh dengan susah payah.Bandingkanlah dengan orang yang dicintai oleh Tuhan,orang yang takut akan Tuhan. Tuhan sediakan rezeki bagi mereka pada saat orang ini masih tidur. Saat ia bangun, berkatnya sudah ada di depan mata dan tidak bisa diambil oleh orang lain. Ia tidak perlu bersusah payah hanya dengan sesuap nasi. Bukan ia yang mencari uang tetapi uang yang mencari dia.Ini tidak berarti bahwa orang yang dicintai Tuhan bisa bermalas-malasan tanpa bekerja.Tetapi maksudnya adalah ada perbedaan yang jelas antara usaha orang yang bekerja tanpa Tuhan.Mereka yang bekerja tanpa penyertaan Tuhan akan mendapatkan hasil yang lebih sedikit sekalipun mereka sedah bekerja keras. Tetapi mereka yang bekerja dengan penyertaan Tuhan akan mendapatkan hasil yang lebih baik, sebab berkat itu berasal dari Tuhan.
"..jikalau nukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga".Sangat berbeda antara kota yang disertai dan dijaga oleh Tuhan dengan kota yang tanpa Tuhan. Sekalipun kota itu dijaga oleh banyak tentara, namun tanpa Tuhan maka kota itu tidaklah aman.
Tuhan memberikan perbandingan bagaimana kehidupan orang yang dicintai oleh Tuhan dengan kehidupan orang yang duniawi supaya kita belajar dan memilih yang terbaik dalam hiduo kita.Jadi jika Anda menginginkan usaha Anda tidak sia-sia maka libatkanlah Tuhan dalam segala aktivitas yang Anda lakukan. Ketika kita mendahulukan Tuhan dan melibatkan Dia dalam segala usaha kita maka Dia yang adalah sumber berkat akan melimpahkan berkatNya dalam kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar